Oracle Gandeng DayOne, Luncurkan Pusat Data di Batam
- Rita Puspita Sari
- •
- 23 jam yang lalu

Data Center
Oracle, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, tengah bersiap untuk memperluas jangkauan layanannya di Asia Tenggara dengan meluncurkan operasi cloud pertamanya di Indonesia. Langkah strategis ini dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan penyedia pusat data asal Singapura, DayOne Data Centres, sebuah spin-off dari GDS Holdings asal Tiongkok. Proyek ini akan menempatkan Oracle sebagai penyewa tunggal fasilitas pusat data besar di kawasan Nongsa Digital Park, Pulau Batam.
Langkah ini menandai keseriusan Oracle dalam memperkuat pijakannya di pasar Asia Tenggara, terutama Indonesia, yang kini tengah tumbuh sebagai salah satu pasar teknologi digital paling dinamis di dunia.
Masuknya Oracle ke Batam: Pusat Teknologi Baru Indonesia
Dilansir dari Cloudtech, Oracle akan menempati lahan pusat data di Nongsa Digital Park, sebuah kawasan teknologi yang terletak di Pulau Batam, Indonesia. Nongsa Digital Park dikenal sebagai kawasan perdagangan bebas dan menjadi magnet investasi teknologi karena lokasinya yang strategis: hanya sepelemparan batu dari Singapura dan dekat dengan Malaysia.
Fasilitas yang akan ditempati Oracle ini memiliki kapasitas daya minimal 120 megawatt, sebuah angka yang menunjukkan skala besar dan rencana jangka panjang. Menurut para analis, pusat data sebesar ini biasanya membutuhkan biaya pembangunan lebih dari US$1 miliar, tergantung pada peralatan dan tujuan penggunaannya. Hingga kini, Oracle diperkirakan akan menjadi satu-satunya penyewa dari kompleks milik DayOne di lokasi tersebut.
Oracle, DayOne, dan ByteDance: Tiga Pilar Digital Asia
DayOne Data Centres, mitra Oracle dalam proyek ini, merupakan perusahaan penyedia infrastruktur pusat data berbasis di Singapura. Meski demikian, DayOne memiliki akar kuat dengan GDS Holdings, perusahaan pusat data besar asal Tiongkok, yang hingga kini masih memegang sebagian saham di DayOne.
Pelanggan terbesar DayOne saat ini adalah ByteDance, perusahaan induk dari platform media sosial populer TikTok. Oracle sendiri menjadi pelanggan kedua terbesar DayOne, menunjukkan hubungan bisnis yang strategis antara dua perusahaan teknologi global ini. Dengan masuknya Oracle sebagai penyewa utama di Batam, posisi DayOne sebagai penyedia pusat data internasional akan semakin kokoh, terutama di Asia Tenggara.
Strategi Oracle Ekspansi Cloud dan AI di Asia Tenggara
Langkah Oracle membuka pusat data di Indonesia tidak terlepas dari strategi ekspansi luas yang tengah dilakukan perusahaan dalam menghadapi gelombang kebutuhan akan cloud computing dan kecerdasan buatan (AI). Sebelumnya, Oracle telah memiliki dua pusat data di Singapura dan tengah membangun satu lagi di Malaysia.
Pada awal tahun ini, Oracle juga meresmikan Pusat Kecerdasan Buatan (AI Centre of Excellence) di Singapura, serta mengumumkan komitmen pelatihan 10.000 orang dalam keterampilan digital hingga tahun 2027.
Secara keseluruhan, Oracle menunjukkan keinginannya untuk tidak hanya menyediakan layanan cloud, tetapi juga membangun ekosistem digital dan AI yang menyeluruh di kawasan Asia.
Perebutan Infrastruktur Cloud dan AI di Asia
Langkah Oracle juga mencerminkan tren global, di mana perusahaan teknologi besar asal Amerika Serikat berlomba memperluas jaringan pusat data mereka di Asia. Kawasan ini dianggap sebagai pasar yang sedang meledak dalam hal adopsi cloud dan AI.
Contohnya:
- Meta dan Google telah lebih dulu memfokuskan investasinya di Singapura dan Malaysia.
- Salesforce bahkan baru saja mengumumkan investasi US$1 miliar di Singapura.
- Sementara itu, Oracle juga menjanjikan investasi US$6,5 miliar untuk infrastruktur cloud di Malaysia tahun lalu.
Kompetisi ini dipacu oleh kebutuhan akan high performance computing yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai model kecerdasan buatan modern. Infrastruktur yang kuat dan stabil menjadi kunci utama agar layanan AI dapat berjalan lancar.
Kolaborasi Oracle dan OpenAI: Proyek Stargate
Salah satu pendorong utama Oracle dalam memperkuat infrastruktur cloud-nya adalah kolaborasi strategis dengan OpenAI, perusahaan AI di balik ChatGPT. Dalam proyek ambisius bertajuk Stargate, OpenAI menyewa daya komputasi besar dari Oracle. Proyek Stargate sendiri adalah inisiatif global senilai US$500 miliar untuk membangun pusat data AI raksasa, tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di negara-negara lainnya.
Stargate digadang-gadang akan menjadi tulang punggung pemrosesan AI di masa depan, dan keterlibatan Oracle menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak sekadar bermain di level infrastruktur biasa, melainkan juga di barisan depan transformasi digital global.
Asia Tenggara dan Masa Depan AI Global
Menurut lembaga konsultan global Bain & Company, pasar global untuk produk dan layanan berbasis AI diperkirakan akan mendekati angka US$1 triliun pada tahun 2027. Asia Tenggara, dengan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, dianggap sebagai salah satu wilayah yang paling potensial dalam mengadopsi teknologi tersebut.
Kehadiran Oracle di Indonesia diperkirakan tidak hanya akan menciptakan dampak pada sektor teknologi dan digital, tetapi juga membuka peluang baru dalam hal:
- Peningkatan talenta digital lokal
- Kolaborasi lintas negara dalam pengembangan AI
- Pertumbuhan ekosistem startup dan inovasi
Dengan menyewa fasilitas besar di Nongsa Digital Park, Oracle menandai babak baru dalam ekspansinya di Asia Tenggara. Indonesia, yang sebelumnya sering kali berada di posisi belakang dalam hal pusat data global, kini dilirik sebagai lokasi strategis dengan potensi besar.
Kolaborasi Oracle dengan DayOne ini tidak hanya soal sewa ruang fisik, tapi merupakan bagian dari narasi global yang lebih besar: perebutan infrastruktur cloud dan AI oleh para raksasa teknologi dunia. Dan kini, Indonesia resmi menjadi bagian dari cerita itu.