Waspadai! 5 Modus Penipuan Online yang Sasar Mahasiswa
- Rita Puspita Sari
- •
- 30 Jul 2025 22.11 WIB

Ilustrasi Penipuan Online
Di era digital seperti sekarang, penipuan online tidak hanya menyasar pebisnis atau masyarakat umum, tetapi juga merambah ke kalangan mahasiswa. Sebagai generasi yang aktif menggunakan teknologi, mahasiswa justru menjadi target empuk para penipu karena tingkat kewaspadaan yang seringkali rendah dan kebiasaan mengakses berbagai layanan digital.
Penipu kini semakin kreatif dalam menjalankan aksinya. Mereka memanfaatkan celah teknologi dan kurangnya literasi digital untuk menipu korbannya. Agar tidak menjadi korban berikutnya, penting untuk mengenali berbagai modus penipuan yang tengah marak serta memahami langkah-langkah pencegahannya. Berikut ini adalah lima modus penipuan online yang paling sering terjadi, lengkap dengan tips dan trik untuk menghindarinya:
-
Modus Foto Blur: Jangan Sembarangan Klik “Lihat Gambar”
Modus ini biasanya terjadi lewat aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, atau bahkan email. Penipu akan mengirimkan gambar yang tampak buram atau tidak jelas, disertai ajakan untuk mengklik tombol "view" atau "lihat" agar bisa melihat gambar tersebut lebih jelas.Namun, setelah diklik, Anda akan diarahkan untuk mengunduh aplikasi atau file yang tampaknya biasa saja. Sayangnya, file tersebut mengandung malware yang bisa mencuri data pribadi dari ponsel Anda seperti login media sosial, informasi rekening, atau bahkan data penting lain yang tersimpan di perangkat.
Tips Menghindarinya:
- Jangan buka tautan atau gambar blur dari orang asing.
- Aktifkan fitur pemindaian otomatis di aplikasi antivirus atau keamanan perangkat.
- Update sistem keamanan ponsel secara berkala agar terlindungi dari ancaman terbaru.
- Waspadai file yang meminta akses berlebihan, misalnya izin kamera, lokasi, atau kontak padahal tidak relevan.
-
Modus APK Mirip PDF: File Tipuan yang Mengelabui
Penipu akan mengirimkan file berformat .apk tetapi dinamai seolah-olah itu adalah file .pdf, seperti "tugas-akhir.pdf.apk" atau "kartu-hasil-studi.pdf.apk". Korban yang tidak jeli mungkin mengira itu adalah dokumen biasa dan langsung mengunduhnya.APK (Android Package Kit) sebenarnya adalah format aplikasi Android. Ketika diinstal, file tersebut akan menjalankan program yang mungkin mengandung spyware atau keylogger yang mencuri password, data finansial, dan akses akun penting lainnya.
Tips Menghindarinya:
- Selalu periksa ekstensi file sebelum mengunduh.
- Hindari menginstal aplikasi dari luar Google Play Store jika tidak benar-benar terpercaya.
- Gunakan aplikasi pembaca PDF asli, bukan dari tautan mencurigakan.
- Nonaktifkan izin instalasi dari sumber tidak dikenal di pengaturan perangkat Android Anda.
-
Modus QR Code Palsu (Quishing): Pindai, Lalu Terjebak
Quishing adalah gabungan dari QR code dan phishing. Penipu menyebarkan kode QR palsu yang ketika dipindai akan mengarahkan korban ke situs web berbahaya, aplikasi jahat, atau link phishing yang mencuri informasi login.Kode QR palsu bisa ditemukan di banyak tempat—dari pesan broadcast di media sosial hingga selebaran fisik. Bahkan, ada kasus di mana penipu menempelkan QR code palsu di atas QR code asli di warung makan atau tempat umum.
Tips Menghindarinya:
- Jangan sembarangan memindai kode QR dari sumber tidak jelas.
- Gunakan aplikasi pemindai QR yang aman, biasanya tersedia dalam aplikasi antivirus atau browser terpercaya.
- Setelah memindai, perhatikan URL tujuan sebelum membuka halaman tersebut.
- Aktifkan fitur proteksi phishing di browser dan perangkat Anda.
-
Modus Pegawai Pajak Palsu: Menakuti Korban Lewat Tagihan Pajak
Penipu berpura-pura menjadi pegawai dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan mengirim pesan resmi lewat email atau WhatsApp, menyatakan bahwa Anda memiliki tunggakan pajak atau kewajiban pelaporan.Mereka akan memberikan tautan atau instruksi pembayaran tertentu, biasanya melalui rekening pribadi atau dompet digital. Korban yang panik akan langsung membayar tanpa mengecek keaslian informasi tersebut.
Tips Menghindarinya:
- Periksa alamat email pengirim, apakah menggunakan domain resmi pemerintah seperti @pajak.go.id.
- DJP tidak pernah meminta pembayaran lewat rekening pribadi.
- Cek informasi pajak langsung di situs resmi DJP atau konsultasikan ke petugas resmi di kantor pajak.
- Jangan mudah panik, verifikasi kebenaran tagihan sebelum bertindak.
-
Modus Kartu Fisik Dompet Digital: Tawaran Fiktif Penuh Tipu Daya
Penipuan ini biasanya menyasar pengguna dompet digital seperti OVO, GoPay, atau Dana. Penipu akan menawarkan "kartu fisik" dari dompet digital tersebut yang diklaim bisa digunakan layaknya kartu debit.Mereka akan meminta data pribadi Anda seperti nomor telepon, NIK, hingga foto KTP dengan alasan untuk aktivasi. Bahkan ada yang meminta pembayaran ongkos pengiriman atau biaya admin terlebih dahulu.
Setelah data diberikan dan uang ditransfer, penipu menghilang dan data Anda berpotensi disalahgunakan untuk pinjaman online, akun palsu, atau tindak kriminal lainnya.
Tips Menghindarinya:
- Dompet digital resmi jarang menawarkan kartu fisik tanpa pemberitahuan resmi di aplikasi atau situsnya.
- Jangan kirim data pribadi ke akun media sosial tidak terverifikasi.
- Cek ulang promo atau informasi melalui layanan pelanggan resmi dompet digital yang Anda gunakan.
- Lindungi data identitas digital Anda jangan mudah membagikannya.
Tingkatkan Literasi Digital, Jangan Mudah Tergiur
Modus penipuan online terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk terus meningkatkan literasi digital dan mengedukasi diri tentang berbagai jenis ancaman siber.
Kuncinya adalah skeptis, kritis, dan hati-hati. Jangan langsung percaya pada pesan yang mencurigakan, jangan sembarangan klik tautan, dan selalu periksa ulang setiap informasi yang datang. Dengan membekali diri dengan pengetahuan dan kewaspadaan, Anda bisa menjadi pengguna digital yang aman dan tidak mudah tertipu.