Strategi MNO dan MVNO Hadapi Revolusi IoT Berbasis AI
- Rita Puspita Sari
- •
- 24 Okt 2025 21.41 WIB
Ilustrasi Jaringan Internet
Internet of Things (IoT) kini menjadi tulang punggung dunia digital modern. Dari kendaraan otonom hingga sistem energi pintar, miliaran perangkat kini saling terhubung dan bertukar data secara real time. Namun, di balik konektivitas masif ini, muncul tantangan besar: bagaimana operator jaringan mampu menyediakan koneksi yang aman, patuh regulasi, dan efisien di tengah arus data global yang kian kompleks?
Laporan terbaru dari Transforma Insights bersama floLIVE berjudul “Beyond Coverage: Building Smarter, Compliant, AI-Ready IoT Networks” menyoroti hal ini. Laporan tersebut menjelaskan bagaimana MNO (Mobile Network Operator) dan MVNO (Mobile Virtual Network Operator) harus berevolusi dari sekadar penyedia data menjadi pengatur konektivitas IoT yang cerdas, adaptif, dan siap menghadapi era Artificial Intelligence (AI).
Apa Itu MNO dan MVNO?
Sebelum membahas lebih jauh tentang peran Mobile Network Operator (MNO) dan Mobile Virtual Network Operator (MVNO) dalam era konektivitas modern, penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan keduanya serta bagaimana keduanya saling melengkapi di dunia Internet of Things (IoT).
-
MNO (Mobile Network Operator)
MNO atau Mobile Network Operator adalah penyedia jaringan seluler yang memiliki dan mengoperasikan infrastruktur jaringan telekomunikasi sendiri, seperti menara sinyal, spektrum frekuensi, serta pusat data untuk mengelola lalu lintas komunikasi.Contoh perusahaan MNO adalah Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo Hutchison, dan Smartfren di Indonesia.
Mereka memiliki lisensi resmi dari pemerintah untuk mengoperasikan jaringan seluler dan menjual layanan komunikasi (seperti panggilan, SMS, dan data internet) secara langsung kepada pengguna.
Ciri khas MNO:
- Memiliki spektrum frekuensi dan infrastruktur fisik (BTS, jaringan inti, dll).
- Mengelola jaringan, keamanan, dan kapasitas data sendiri.
- Biasanya menjual layanan langsung ke pelanggan akhir.
- Mampu mengontrol kualitas layanan (QoS) dan keamanan jaringan sepenuhnya.
Dalam konteks IoT, MNO memainkan peran penting sebagai penyedia konektivitas utama bagi perangkat yang tersebar di berbagai lokasi, seperti sensor industri, kendaraan pintar, dan sistem rumah cerdas.
Namun, karena semakin banyaknya regulasi lintas negara dan kebutuhan lokalisasi data, peran MNO kini berkembang — dari sekadar penyedia akses menjadi pengatur konektivitas yang patuh dan cerdas.
-
MVNO (Mobile Virtual Network Operator)
MVNO atau Mobile Virtual Network Operator adalah operator virtual yang tidak memiliki jaringan sendiri, melainkan menyewa kapasitas jaringan dari MNO untuk kemudian menjual kembali layanan seluler kepada pengguna.Contohnya, By.U (Telkomsel) atau Smartfren WOW bisa dikategorikan sebagai MVNO tergantung pada model operasinya, karena mereka menggunakan jaringan MNO tetapi dengan merek dan sistem manajemen pelanggan sendiri.
Ciri khas MVNO:
- Tidak memiliki infrastruktur jaringan fisik (menara, spektrum).
- Mengandalkan MNO sebagai penyedia utama jaringan.
- Fokus pada inovasi layanan, harga kompetitif, dan segmentasi pasar khusus.
- Dapat menyediakan layanan tambahan seperti aplikasi IoT, keamanan data, dan solusi bisnis berbasis cloud.
Dalam konteks IoT (Internet of Things), MVNO berperan sebagai pengatur konektivitas lintas jaringan (connectivity orchestrator). Mereka membantu perusahaan mengelola ribuan hingga jutaan perangkat IoT yang terhubung ke berbagai jaringan di banyak negara tanpa perlu bergantung pada satu operator saja.
MVNO masa kini bahkan dapat mengelola profil eSIM, mengatur routing data lokal, dan memastikan kepatuhan regulasi data (data sovereignty) di setiap wilayah.
Perbedaan Utama MNO dan MVNO
| Aspek | MNO (Mobile Network Operator) | MVNO (Mobile Virtual Network Operator) |
| Kepemilikan | Infrastruktur Memiliki jaringan sendiri (menara, frekuensi, core network) |
Menyewa jaringan dari MNO |
| Kontrol Teknis | Penuh, dari spektrum hingga pengaturan trafik data | Terbatas, bergantung pada MNO |
| Model Bisnis | Fokus pada investasi infrastruktur dan layanan langsung | Fokus pada inovasi layanan dan model bisnis fleksibel |
| Biaya Awal (Capex) | Tinggi, karena harus membangun jaringan | Rendah, karena hanya membeli kapasitas |
| Fleksibilitas Pasar | Kurang fleksibel, karena diatur secara ketat | Lebih fleksibel, bisa menargetkan segmen pasar khusus |
| Peran dalam IoT | Penyedia utama konektivitas dan keamanan | Pengatur dan penyedia solusi lintas jaringan dan wilayah |
| Contoh | Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Smartfren | By.U, Google Fi, Lebara, Truphone, 1NCE |
Peran MNO dan MVNO di Dunia IoT Modern
Dalam ekosistem Internet of Things (IoT) modern, MNO dan MVNO saling melengkapi:
- MNO memastikan ketersediaan jaringan dan kepatuhan infrastruktur di tingkat nasional.
- MVNO menghadirkan fleksibilitas, integrasi multi-jaringan, dan kemampuan orkestrasi data global.
Keduanya bersama-sama menciptakan konektivitas yang lebih pintar, lebih efisien, dan sesuai dengan regulasi global, terutama ketika menghadapi tantangan seperti AI-driven networks, edge computing, dan kedaulatan data nasional.
Perubahan Besar di Dunia IoT: Antara AI, Regulasi, dan Kompleksitas Jaringan
Konektivitas IoT tidak lagi sekadar soal “terhubung”. Dunia kini menghadapi revolusi yang ditandai oleh tiga kekuatan besar: AI, regulasi baru, dan teknologi jaringan generasi selanjutnya.
-
AI Sebagai Pendorong dan Tantangan Baru
Kecerdasan buatan menjadi bahan bakar utama bagi pertumbuhan IoT. Setiap perangkat kini mampu memproses dan menganalisis data secara langsung, bahkan di tingkat perangkat (edge). Misalnya, sensor industri kini dapat mendeteksi anomali sebelum data dikirim ke cloud — sebuah kemampuan yang menghemat bandwidth sekaligus mempercepat respons.Namun, dengan meningkatnya volume data dunia nyata, muncul pula kebutuhan besar akan keamanan, privasi, dan kedaulatan data. Operator harus memastikan bahwa data tidak hanya cepat ditransmisikan, tetapi juga tetap berada dalam wilayah hukum yang benar.
AI juga mengubah cara jaringan dikelola. Banyak operator kini menggunakan machine learning untuk memprediksi lalu lintas data, mengoptimalkan rute, dan melakukan alokasi sumber daya secara otomatis. Jaringan menjadi “hidup”, mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan pengguna secara dinamis.
Dalam jangka panjang, AI dan IoT akan semakin menyatu. Operator tidak lagi sekadar menghubungkan perangkat, melainkan akan berperan sebagai “pengatur ekosistem AI” yang mengelola aliran data lintas negara, sistem, dan lokasi komputasi.
-
Regulasi dan Kedaulatan Data Menjadi Faktor Penentu
Di tengah meningkatnya kekhawatiran soal keamanan data, banyak negara kini menerapkan aturan yang ketat tentang kedaulatan data dan larangan roaming permanen. Contohnya, EU Data Act mewajibkan agar data pengguna tetap berada di dalam wilayah Uni Eropa.Artinya, konektivitas IoT tidak bisa lagi mengandalkan jaringan global tanpa batas. Infrastruktur harus patuh sejak desain awal (compliance by design) — memastikan bahwa setiap data disimpan, diproses, dan dikirim sesuai peraturan lokal.
-
Tekanan Bisnis: Dari Capex ke Opex
Harga layanan data IoT terus turun, sementara tuntutan performa dan keamanan meningkat. Akibatnya, operator jaringan harus mengubah model bisnis mereka. Jika dulu mereka berinvestasi besar pada infrastruktur fisik (capex), kini mereka beralih ke platform berbasis cloud yang memungkinkan fleksibilitas dan efisiensi biaya (opex).Model cloud-native membuat operator bisa beradaptasi cepat terhadap permintaan pasar tanpa harus membangun sistem baru dari nol. Ini menjadi kunci bagi operator untuk tetap kompetitif di era IoT yang dinamis.
-
Kompleksitas Teknologi Jaringan
Lanskap teknologi jaringan kini jauh lebih beragam. Jaringan lama seperti 2G dan 3G mulai ditinggalkan, sementara 5G Standalone (5G SA) tumbuh tidak merata. Di sisi lain, jaringan LPWA (Low Power Wide Area) seperti NB-IoT dan LTE-M berkembang dengan arah berbeda, dan konektivitas berbasis satelit (Non-Terrestrial Network/NTN) mulai menjadi bagian penting dari solusi IoT global.Untuk menghadapi semua ini, penyedia konektivitas perlu menciptakan middleware pintar — sistem yang mampu menyatukan semua lapisan jaringan ke dalam satu tampilan terpadu, atau yang disebut “Single Pane of Glass” (SPOG).
Langkah Strategis untuk MNO: Dari Penyedia Akses ke Pengatur Konektivitas
MNO kini tidak bisa lagi hanya menjadi penyedia jaringan. Mereka harus berubah menjadi pengatur konektivitas yang cerdas dan patuh regulasi, dengan kemampuan mengelola data secara lokal dan global.
Berikut adalah langkah strategis yang direkomendasikan:
-
Membangun Arsitektur Cloud-Native dan AI-Driven
MNO perlu merancang ulang infrastruktur mereka agar bisa memproses data secara terdistribusi. Dengan arsitektur cloud-native, operator bisa menempatkan data di wilayah tertentu sesuai hukum lokal sambil tetap mengoptimalkan kinerja jaringan.Integrasi AI memungkinkan otomatisasi operasi: mulai dari prediksi kemacetan data, deteksi gangguan, hingga penyesuaian kapasitas secara real time. Dengan demikian, layanan tetap stabil meski jumlah perangkat IoT terus meningkat pesat.
-
Membangun Kolaborasi dan Cross-Localisation
Tidak ada satu operator pun yang bisa mematuhi semua regulasi di setiap negara sendirian. Karena itu, kolaborasi menjadi kunci. MNO harus membangun kemitraan tepercaya (trusted partnerships) untuk memungkinkan cross-localisation — yakni kemampuan perangkat untuk otomatis beralih ke jaringan lokal saat berpindah negara.Pendekatan ini membantu menurunkan latensi, menjaga kepatuhan hukum, dan membuka peluang pendapatan baru dari kerja sama antaroperator.
-
Meningkatkan Transparansi dan Orkestrasi Jaringan
Perusahaan pengguna IoT kini membutuhkan visibilitas penuh terhadap konektivitas mereka di seluruh dunia. MNO perlu menyediakan API terbuka dan platform manajemen tunggal yang memungkinkan pelanggan memantau performa jaringan, kebijakan data, dan status perangkat secara terpadu.Transparansi seperti ini akan menjadi keunggulan kompetitif utama di pasar global.
-
Memperluas Nilai Layanan di Luar Sekadar Data
Margin dari layanan data semakin tipis. Oleh karena itu, MNO perlu memperluas penawaran mereka ke layanan bernilai tambah, seperti:- Konsultasi kepatuhan dan strategi IoT,
- Dukungan teknis sebelum dan sesudah penjualan, serta
- Desain solusi IoT end-to-end.
Dengan cara ini, MNO dapat menjadi mitra strategis jangka panjang bagi perusahaan, bukan sekadar penyedia jaringan.
-
Mempersiapkan Jaringan untuk AI dan 5G
IoT masa depan akan sangat bergantung pada 5G Standalone, edge computing, dan network slicing — teknologi yang memungkinkan jaringan dibagi sesuai kebutuhan aplikasi.MNO harus mempercepat adopsi teknologi ini agar mampu melayani aplikasi seperti mobil otonom, robot industri, atau otomatisasi gudang pintar yang menuntut konektivitas ultra-cepat dan latensi sangat rendah.
-
Fokus Bagi Operator Nasional
Bagi MNO yang hanya beroperasi di satu negara, peluangnya justru besar. Mereka bisa menjadi gerbang lokal bagi koneksi IoT internasional. Dengan memperkuat interkoneksi dan mendukung operator asing melalui jaringan lokal yang kuat, MNO nasional dapat memperoleh pendapatan tambahan tanpa perlu berekspansi secara fisik.Selain itu, mendukung ekosistem MVNO lokal juga bisa meningkatkan volume trafik dan memperluas pasar domestik tanpa investasi langsung ke pelanggan akhir.
Transformasi MVNO: Dari Penjual Data ke Orchestrator IoT Global
Jika MNO berfokus pada infrastruktur, maka MVNO harus fokus pada inovasi dan fleksibilitas. Model bisnis lama yang hanya menjual ulang konektivitas sudah tidak relevan di era AI dan regulasi ketat.
Untuk bertahan, MVNO perlu berevolusi menjadi pengatur konektivitas (IoT Orchestrator).
Berikut langkah-langkah utama bagi MVNO untuk beradaptasi:
- Kuasai Fungsi Inti Jaringan
MVNO harus memiliki kontrol lebih besar terhadap core network, sehingga bisa mengatur kebijakan keamanan, kualitas layanan, dan rute data sendiri. Kontrol ini penting agar mereka dapat menyesuaikan data secara lokal sesuai aturan kedaulatan data di setiap negara, serta menjaga performa rendah latensi bagi aplikasi industri. -
Diversifikasi Kerja Sama dan Teknologi
Era ketergantungan pada satu mitra roaming global sudah berakhir. MVNO harus memperluas hubungan langsung dengan berbagai operator lokal dan mendukung beragam teknologi seperti NB-IoT, LTE-M, 5G, bahkan jaringan satelit.Dengan strategi multi-teknologi, MVNO bisa memastikan konektivitas tetap stabil meskipun jaringan lama ditutup, sekaligus menghindari ketergantungan pada satu pihak.
-
Menjadi eSIM Orchestrator
Standar baru SGP.32 eSIM memperkenalkan peran baru yang disebut eSIM Orchestrator — pihak yang mengatur provisioning SIM jarak jauh, mengganti profil jaringan, dan menjaga kepatuhan.MVNO dapat mengambil peran ini tanpa perlu memiliki infrastruktur besar. Mereka cukup fokus pada software manajemen, logika orkestrasi, dan hubungan antar jaringan.
-
Prioritaskan Integrasi, Software, dan Kepatuhan
Keberhasilan MVNO bergantung pada kekuatan perangkat lunak. Mereka harus mampu berintegrasi dengan berbagai Connectivity Management Platform (CMP) melalui API yang aman, memantau perilaku perangkat, dan memastikan semua data ditangani sesuai hukum setempat. Kemampuan memberikan jaminan kepatuhan hukum akan menjadi pembeda utama di pasar global. -
Gabungkan Penjualan Langsung dengan Orkestrasi
Tidak semua pelanggan siap berpindah ke model orkestrasi penuh. Oleh karena itu, MVNO bisa menggunakan model hibrida — tetap menjual konektivitas langsung sambil menawarkan layanan orkestrasi di atasnya.Dengan pendekatan ini, mereka bisa menjangkau pelanggan dari berbagai tingkat kematangan teknologi sekaligus menciptakan pendapatan berulang dari layanan berbasis software.
Membangun Model Baru Konektivitas IoT yang Cerdas dan Kolaboratif
Menjelang tahun 2025 dan seterusnya, dunia konektivitas IoT akan ditandai oleh tiga hal utama: lokalisasi, kecerdasan, dan kolaborasi.
Baik MNO maupun MVNO kini tidak lagi berdiri sebagai pesaing, tetapi sebagai dua sisi dari mata uang yang sama.
- MNO membawa kekuatan infrastruktur dan kepatuhan hukum.
- MVNO membawa kelincahan, inovasi software, dan fleksibilitas operasional.
Gabungan keduanya akan menciptakan ekosistem federatif IoT, sistem di mana miliaran perangkat dapat beroperasi secara mulus lintas negara, jaringan, dan regulasi.
Dengan transformasi ini, masa depan IoT tidak hanya akan lebih terkoneksi, tetapi juga lebih aman, cerdas, dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Era baru konektivitas IoT menuntut perubahan mendasar bagi operator jaringan. MNO dan MVNO tidak lagi bisa berfokus hanya pada penyediaan akses data, tetapi harus menjadi pengatur yang memahami konteks bisnis, hukum, dan teknologi di setiap wilayah.
Dengan mengadopsi teknologi berbasis cloud dan AI, memperkuat kolaborasi lintas negara, serta memastikan kepatuhan dan efisiensi jaringan, mereka dapat membuka jalan menuju masa depan di mana IoT menjadi tulang punggung transformasi digital global lebih cerdas, lebih cepat, dan sepenuhnya terintegrasi.
