Alarm Siber Global: 16 Miliar Username & Password Bocor
- Rita Puspita Sari
- •
- 29 Jun 2025 19.13 WIB

Ilustrasi Kata Sandi Bocor
Pada pertengahan Juni 2025, dunia dikejutkan oleh laporan dari tim keamanan siber Cybernews mengenai kebocoran data login terbesar dalam sejarah digital: sebanyak 16 miliar kredensial (gabungan username dan password) ditemukan tersebar luas di internet. Penemuan ini diungkap pertama kali oleh peneliti Bob Diachenko dan Aras Nazarovas, yang menyatakan bahwa kebocoran tersebut adalah “cetak biru untuk eksploitasi massal.”
Dataset yang mereka temukan berasal dari berbagai sumber, termasuk malware jenis infostealer, hasil kompilasi dari berbagai kebocoran sebelumnya, dan database besar yang disimpan di server tidak aman seperti Elasticsearch dan penyimpanan objek tanpa perlindungan.
Mengapa Kebocoran Ini Begitu Berbahaya?
Berbeda dari kebocoran yang biasanya terjadi pada satu perusahaan atau platform, temuan ini mencakup kredensial dari berbagai layanan seperti:
- Apple
- GitHub
- Telegram
- Bahkan platform pemerintah
Aras Nazarovas menjelaskan bahwa dataset tersebut bukan hanya data lama yang didaur ulang, melainkan kebanyakan masih segar dan aktif digunakan oleh pengguna, sehingga dampaknya sangat besar.
Jenis Data yang Bocor
Format data yang ditemukan sangat khas dari hasil tangkapan infostealer malware, yaitu:
- URL login situs
- Username atau email
- Password plaintext
Beberapa dataset bahkan menandai asal layanan, seperti:
- Dataset 455 juta login yang mengarah ke Rusia
- Dataset 60 juta yang terkait dengan Telegram
- Dataset lebih dari 3,5 miliar login yang diduga berasal dari pengguna berbahasa Portugis
Sebagian besar nama file disamarkan, menggunakan istilah umum seperti “credentials” atau “logins.”
Dari Mana Asalnya Data Ini?
Tidak ada satu entitas pun yang mengklaim tanggung jawab atas penyebaran data ini. Kemungkinan besar:
- Sebagian dikumpulkan oleh peneliti (white hat)
- Sebagian besar berasal dari peretas dan pelaku kejahatan siber
Mereka biasanya menggunakan malware yang disebar melalui:
- Email phishing
- Situs bajakan atau APK palsu
- Ekstensi browser jahat
Setelah data dikumpulkan, informasi login ini sering dijual atau dibagikan di forum gelap, grup Telegram, atau marketplace di dark web.
Dampaknya Bagi Pengguna dan Perusahaan
Penyalahgunaan data login dalam skala besar bisa sangat berbahaya, terutama jika pengguna memakai kata sandi yang sama di berbagai akun. Beberapa risiko nyata yang bisa muncul antara lain:
- Phishing dan Penipuan
Peretas dapat mengirim email seolah-olah berasal dari platform resmi, untuk mencuri informasi lebih lanjut. - Pembajakan Akun
Jika peretas berhasil login ke akun media sosial, email, atau cloud Anda, mereka bisa:- Mengubah kata sandi dan informasi pemulihan
- Menghapus data penting
- Menyamar menjadi Anda untuk menipu orang lain
- Pencurian Identitas
Informasi pribadi seperti alamat, nomor KTP, bahkan nomor kartu kredit bisa dicuri dan dijual. - Serangan Ransomware
Jika login perusahaan berhasil dibobol, peretas bisa mengenkripsi data dan meminta tebusan. - Penyalahgunaan Email Bisnis (BEC)
Peretas bisa menyamar sebagai CEO atau manajer keuangan dan menipu staf keuangan untuk mentransfer dana.
Perubahan Pola di Dark Web
Temuan ini juga menunjukkan pergeseran pola kerja pelaku kejahatan siber. Dulu, mereka berbagi informasi melalui chat grup atau forum, kini mereka menyimpan dan menyusun data dalam bentuk basis data raksasa yang siap digunakan dengan alat otomatis.
Hal ini mempercepat proses eksploitasi dan memperluas dampaknya secara eksponensial.
Apakah Akun Anda Termasuk yang Bocor?
Menurut para peneliti, jumlah data yang bocor setara dengan dua akun untuk setiap manusia di Bumi. Besar kemungkinan salah satu dari akun Anda ikut terdampak.
Meskipun pihak Facebook, Google, dan Apple membantah terjadi kebocoran langsung dari server mereka, ribuan login yang mengarah ke situs mereka ditemukan dalam dataset. Artinya, kemungkinan besar akun yang digunakan untuk mengakses platform tersebut berhasil diretas melalui infostealer malware dari perangkat pengguna.
Jika butuh bantuan untuk mengecek apakah akun Anda terdampak, Anda bisa menggunakan layanan seperti Have I Been Pwned atau pengelola kata sandi yang punya fitur pemantauan kebocoran.
Langkah-Langkah Melindungi Diri
Berikut ini beberapa tips penting untuk mencegah akun Anda disalahgunakan:
- Gunakan Pengelola Kata Sandi
Aplikasi seperti Bitwarden, 1Password, atau LastPass bisa menyimpan dan membuat kata sandi yang kuat serta unik untuk setiap akun. - Ganti Kata Sandi Secara Rutin
Minimal tiga bulan sekali, ubah kata sandi terutama pada akun penting seperti email utama dan internet banking. - Aktifkan Otentikasi Dua Faktor (2FA)
Dengan 2FA, login ke akun Anda akan membutuhkan kode tambahan yang hanya Anda yang punya. - Pindai Perangkat dari Malware
Gunakan antivirus dan lakukan scanning rutin untuk memastikan tidak ada infostealer atau spyware di perangkat Anda. - Pantau Akun dan Riwayat Login
Cek aktivitas mencurigakan di akun Anda. Jika ada login dari lokasi asing, segera ganti kata sandi. - Gunakan Layanan Pemeriksa Kebocoran
Kunjungi situs seperti HaveIBeenPwned.com untuk mengecek apakah email atau akun Anda pernah bocor.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Akun Anda Bocor?
Jika Anda sudah mengetahui bahwa akun Anda termasuk dalam kebocoran ini, jangan panik. Ikuti langkah-langkah berikut:
- Ganti kata sandi secepat mungkin
- Aktifkan 2FA
- Hubungi layanan pelanggan platform terkait
- Cek perangkat Anda dari malware
- Pantau laporan transaksi keuangan dan akun digital
Pelanggaran data 16 miliar kata sandi ini adalah alarm peringatan serius bagi seluruh dunia. Peretas tidak hanya menargetkan perusahaan besar, tapi juga pengguna individu seperti Anda. Bahkan satu kata sandi yang lemah dapat membuka pintu bagi kehancuran besar.
Kunci keselamatan digital di era ini adalah kesadaran dan tindakan proaktif. Jangan biarkan data Anda menjadi korban berikutnya. Tingkatkan keamanan sekarang sebelum terlambat.