Isomorphic Labs Siap Uji Coba Obat AI pada Manusia
- Rita Puspita Sari
- •
- 20 Jul 2025 22.04 WIB

Ilustrasi Pengembangan Obat Berbasis AI
Isomorphic Labs, perusahaan inovatif di bawah naungan Alphabet resmi mengumumkan langkah besar dalam pengembangan obat berbasis artificial intelligence (AI). Perusahaan ini bersiap memulai uji coba klinis pada manusia untuk obat-obatan yang sepenuhnya dirancang menggunakan teknologi AI. Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Isomorphic Labs, Colin Murdoch, dikutip dari wawancara eksklusif dengan Fortune.
Langkah ini menandai titik penting dalam perjalanan dunia medis modern, di mana teknologi dan bioteknologi bertemu untuk menciptakan metode penyembuhan baru yang lebih efektif, cepat, dan hemat biaya. Murdoch menjelaskan bahwa timnya di London kini tengah berkolaborasi langsung dengan AI untuk merancang obat kanker, sebuah pekerjaan yang dulunya memakan waktu bertahun-tahun, kini bisa dipersingkat secara signifikan.
"Itu benar-benar sedang terjadi sekarang," tegas Murdoch di Paris. “Kami sedang mendekati tahap penting berikutnya, yaitu uji klinis pada manusia.”
Berawal dari Keberhasilan AlphaFold
Isomorphic Labs lahir pada tahun 2021 sebagai spin-off dari DeepMind, yang dikenal luas melalui proyek revolusionernya, AlphaFold. AlphaFold merupakan sistem AI yang mampu memprediksi struktur tiga dimensi protein dengan tingkat akurasi sangat tinggi, kemampuan yang sebelumnya dianggap sangat sulit dicapai bahkan dengan teknologi laboratorium canggih sekalipun.
Awalnya, AlphaFold hanya memetakan struktur protein tunggal. Namun seiring waktu, teknologi ini berkembang pesat hingga mampu memahami interaksi kompleks antara protein dan molekul lain seperti DNA atau zat aktif dalam obat-obatan. Inilah yang menjadikan AlphaFold dan turunannya, termasuk Isomorphic Labs, sangat berharga dalam dunia penemuan obat (drug discovery).
“AlphaFold adalah inspirasi utama dari lahirnya Isomorphic Labs,” jelas Murdoch. “AI bisa digunakan untuk memecahkan tantangan ilmiah mendasar dan membuka jalan penemuan obat-obatan secara revolusioner.”
Dukungan dari Raksasa Farmasi Global
Pada tahun 2024, Isomorphic Labs mengumumkan kerja sama besar dengan dua perusahaan farmasi dunia yaitu Novartis dan Eli Lilly. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk mempercepat proses riset dan pengembangan (R&D) obat-obatan menggunakan teknologi AI yang dikembangkan oleh Isomorphic.
Kemudian, pada April 2025, perusahaan ini sukses mendapatkan pendanaan eksternal pertamanya sebesar $600 juta (sekitar Rp9,8 triliun), yang dipimpin oleh perusahaan investasi Thrive Capital. Dana besar ini menjadi fondasi penting dalam mewujudkan visi ambisius mereka untuk membangun “mesin perancang obat kelas dunia.”
Isomorphic Labs tidak hanya berfokus pada membantu proyek-proyek mitra farmasi mereka, tetapi juga sedang mengembangkan portofolio obat internal mereka sendiri, terutama di bidang onkologi (kanker) dan imunologi. Setelah uji klinis tahap awal, mereka berencana melisensikan hasil temuannya kepada industri farmasi global.
“Kami sudah mengidentifikasi kebutuhan medis yang belum terpenuhi, dan memulai program pengembangan kami sendiri,” ujar Murdoch. “Meskipun belum sampai tahap uji coba penuh, kami sudah membuat kemajuan besar.”
AI: Solusi Efisiensi dan Efektivitas Penemuan Obat
Di industri farmasi saat ini, mengembangkan satu jenis obat bisa memakan biaya hingga ratusan juta dolar dan waktu bertahun-tahun, dengan tingkat keberhasilan uji klinis yang hanya sekitar 10%. Hal inilah yang ingin diubah secara radikal oleh Isomorphic Labs.
Dengan AI, mereka berharap bisa mempercepat proses penemuan, memangkas biaya, dan meningkatkan peluang kesuksesan dari uji klinis tersebut. Menurut Murdoch, jika teknologi mereka terus berkembang sesuai harapan, maka dalam waktu dekat dunia bisa melihat era di mana para peneliti hanya perlu memasukkan data penyakit, lalu dengan satu klik—AI langsung menyusun rancangan obat yang tepat dan efektif.
“Tujuan akhir kami adalah membuat proses ini jauh lebih efisien dan lebih dapat diandalkan,” ungkap Murdoch. “Bayangkan jika suatu hari nanti, kita bisa menyusun obat hanya dengan satu klik. Semua ini berkat kekuatan AI.”
Menuju Masa Depan Pengobatan yang Lebih Cerdas
Penerapan AI dalam dunia medis bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi transformasi mendalam yang bisa menyelamatkan jutaan nyawa. Isomorphic Labs tidak hanya sedang membuktikan bahwa AI bisa bekerja di laboratorium, tapi juga bersiap membuktikan bahwa AI mampu menghasilkan dampak nyata di dunia nyata—melalui uji coba pada manusia.
Langkah ini juga menjadi jawaban terhadap banyak tantangan dalam dunia kesehatan, seperti keterbatasan waktu dan biaya penelitian, kegagalan dalam pengembangan obat, serta minimnya solusi untuk penyakit-penyakit kronis dan langka.
Isomorphic Labs berambisi untuk tidak hanya menciptakan obat, tetapi juga mengubah paradigma seluruh sistem penemuan dan pengembangan obat. Pendekatan ini diharapkan bisa membuka peluang pengobatan untuk penyakit yang selama ini dianggap tak tersembuhkan.
Awal dari Revolusi Medis Berbasis AI
Dengan dukungan dana besar, kolaborasi internasional, dan teknologi AI canggih seperti AlphaFold, Isomorphic Labs berada di garis depan revolusi bioteknologi dunia. Uji coba pada manusia yang segera dimulai akan menjadi pembuktian penting bukan hanya untuk perusahaan ini, tapi untuk masa depan pengobatan global.
Jika berhasil, dunia mungkin tidak akan lagi mengenal istilah "penyakit yang tak bisa disembuhkan". Sebaliknya, kita akan memasuki era baru di mana setiap tantangan medis bisa dijawab dengan presisi dan kecepatan luar biasa, berkat kecanggihan kecerdasan buatan.